Putu Oka Sukanta
Pagi ini di depan rumah,
Jalan kaki santai santai
Di Rawamangun setiap hari
Melatih langkah dan otot kaki
Meniti garis dalam bayangan
Mencegah oleng ke kiri ke kanan
Melatih napas mengolah gerakan
Bak dayung perahu menyimak gelombang
Tiba tiba entah langit cerah awan beriringan
Tiba tiba entah suara pintu pagar besi
Tiba tiba entah rasa haus,
Mengingatkan suatu pagi di Tangerang
(Penjara Tangerang, maksudku)
Tahanan senam pagi,
Inisiatip sendiri,
Melawan penyakit,melawan sunyi hati.
"Senam pagi,
Lari lari,
Agar kuat
Otot kaki"
Pluk,pluk,pluk,
Suara telapak kaki lari lari di tempat, sambil bernyanyi.
Maka pada suatu pagi
Komandan bui,
Berdiri di hadapan kami
Berteriak lantang penuh ancaman:
"Kamu melatih kaki
Untuk lari dari bui,
Kamu Setan pelatih senam,
Masukkan ke sel isolasi,
Untung saja tidak kutembak mati."
Pelatih senam kena tinju
Terhuyung-huyung
Diseret ke sel isolasi
"Jatah makan hanya sekali sehari."
Sejak pagi itu
Senam pagi jadi kegiatan suci,
Hanya dilakukan pemberani,
Sembunyi sembunyi,
Sendiri sendiri.
"Lari lari,
Senam pagi,
Agar kuat otot kaki"
Masih sayup sayup di telinga.
Rawamangun, 18.02.23
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.