JAKARTA (11 Oktober 2022) -- Guru SMAN2 Depok Mayesti Sitorus bersama Ronald P. Siahaan, wartawan LiraNews dan VanusNews.com, yang juga alumnus sekolah tersebut, bertemu di Depok hari Senin. Saya ikutan, makan siang bersama, serta merekam.
Keduanya saling kenal sejak 2020. Mereka sama orang Batak, sama Kristen, sama tinggal di Depok. Sitorus sering curhat dan mengirim empat buah foto pada Siahaan pada 30 September soal keadaan yang kurang mengenakkan buat Sitorus di sekolah SMAN2 Depok.
Siahaan mantan wartawan Jurnal Nasional di Jakarta, biasa liputan hukum dan politik. Dia juga pernah kerja politik, ikutan kampanye pemenangan pemilihan umum buat pasangan SBY-JK pada 2004 serta SBY-Boediono pada 2009. Jurnal Nasional memang punya kedekatan dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada 2009-2014, ketika Presiden Yudhoyono menjalani masa jabatan kedua, Siahaan bekerja buat legislator Ramadhan Pohan dari Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pohan, juga orang Batak, sebelumnya pemimpin redaksi Jurnal Nasional.
Dia ikut mendirikan Lumbung Informasi Rakyat, perubahan dari Blora Center, organisasi yang dulu mendukung Yudhoyono. Lira lantas mendirikan LiraNews.
Di Depok, sesudah curhat dari guru Sitorus, Ronald Siahaan lakukan liputan, cover both sides. Dia minta keterangan dari kepala sekolah Wawan Ridwan. Namun tak dijawab walau mereka sering komunikasi. Beritanya straight news muncul di kedua media online tersebut pada 5 Oktober serta jadi viral.
Varus News muncul duluan, judulnya, "Miris, Rohkris SMAN 2 Depok Alami Diskriminasi." Beberapa menit kemudian, Lira News, muncul, "Alami Diskriminasi, Siswa Rohkris SMAN 2 Depok Tak Boleh Pakai Ruang Kelas."
Berikutnya sangat rumit. Guru Sitorus membuat surat pernyataan bahwa semua pemberitaan media, tidak benar. Berita Lira News dan Varus News dibilang "hoax."
Saya yang ikut tweet juga dibanjiri tuduhan sebarkan "hoax." Siahaan dan Sitorus cerita apa saja yang terjadi sehingga Sitorus berbalik. Siahaan membagikan semua WhatsApp, yang terkait berita tersebut, yang ada dalam telepon dia ke saya.
Berita tersebut tentu saja bukan hoax. Ia dilakukan dengan liputan jurnalistik baku. Saya tanya pada Sitorus mengapa dia berubah posisi. Sitorus beberapa kali menyebut kata "main cantik." Ada kata Sitorus "dipindahkan" dari SMAN2 Depok. Rumit sekali. Dia ceritakan dengan panjang.
Saya juga bertemu M. Husnie, wakil pemimpin redaksi LiraNews, yang menyunting berita dari Siahaan, serta memuatnya di LiraNews. Husnie adalah kawan lama Ronald P. Siahaan. Kami bertemu sambil makan siang di daerah Senayan, hari Selasa.
Husnie juga wartawan veteran. Karirnya dimulai dari Indonesian Press Photo Service (IPPOS) sebagai karyawan kamar gelap sejak 1987. Dia memang suka memotret. Dia lantas bekerja di harian Angkatan Bersenjata dan Berita Kota.
Husnie cerita soal salah satu pengalaman paling menarik dalam karirnya: wawancara Hasan di Tiro dari Acheh/Sumatra National Liberation Front di Banda Aceh pada Oktober 2009, lima tahun sesudah perjanjian Helsinki. Dia diundang datang ke Banda Aceh, "buat makan dengan Wali Nanggroe Aceh." Dia berikan foto dia bersama Hasan di Tiro.
Husnie punya pengalaman panjang soal tidak menghapus berita dari website. Dia terbiasa menerima tekanan. Dia berpendapat selama sebuah pemberitaan sudah dilakukan dengan prosedur benar, termasuk klarifikasi, sesudah terbit, dia takkan mau take down. Husnie berpendapat berita soal SMAN2 Depok sudah dilakukan dengan prosedur baku.
LiraNews pernah diblokir oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi karena sebuah pemberitaan tentang kepala polisi Jakarta.
Senang bisa berjumpa dengan Ronald Siahaan dan M. Husnie. Kami punya banyak kenalan bersama. Saya juga jadi lebih mengerti berbagai tantangan dan kesulitan wartawan yang bekerja setiap hari, hampir tanpa henti, straight news. Husnie sembari ngobrol selalu memeriksa telepon, kadang lakukan editing.
"Kami ini tidak bisa dibeli Bang!" kata Siahaan.
"Tapi hidup wartawan kan selalu miskin. Sudah jadi idealisme wartawan."
Saya rasa keadaan Mayesti Sitorus sangat sulit, ibarat buah simalakama, imbasnya pada Siahaan, yang punya niat bantu menyalurkan curhat Sitorus. Saya belum sanggup menuliskannya. Ia memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang banyak.
Saya hanya berharap keadaan membaik di SMAN2 Depok. #complicated
UPDATE
Pada 12 Oktober 2022, sehari sesudah pertemuan ini, Mayesti Sitorus bertemu dengan para pejabat Kementerian Pendidikan. Mereka bikin sebuah surat hasil pertemuan dimana pihak sekolah sepakat menyediakan ruang buat ibadah Kristen. Namun pertemuan tersebut juga, sekali lagi, menyebutkan tidak ada diskriminasi di SMAN2 Depok. Ada tandatangan Sitorus dalam surat tersebut.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.