Kamal bin Yatem, saudara ipar saya, meninggal dunia di rumah sakit Sudarso, Pontianak, dengan penyakit hepatitis B dan livernya mengeras. Dia meninggal siang ini dalam usia 45 tahun.
Kamal seorang sopir, etnik Madura, kelahiran Pontianak, bekerja lama di klinik bersalin Amanda di Pontianak hingga tahun 2019 ketika membeli sebuah toko makanan burung dan burung berkicau. Kamal memang suka dengan burung dan tanaman. Tangannya dingin dengan tanaman, banyak pohon dibesarkannya.
Dia seorang pendiam dengan kepribadian menyenangkan. Kamal beberapa kali menemani saya ketika wawancara "orang-orang berbahaya" di Pontianak. Dia juga biasa menemani saya bila wawancara ke rumah-rumah warga minoritas termasuk orang Madura, Ahmadiyah, Millah Abraham dan lainnya.
Hari Minggu, 29 Juli 2021, Kamal dibawa ke rumah sakit daerah Pontianak, sesudah jatuh dan muntah darah di kamar tidur. Sakit hepatitis "sangat serius," kata salah seorang keponakannya.
Isterinya, Tursih Satoeri (baju pink), adalah adik dari isteri saya, Sapariah Saturi. Tursih seorang guru di sebuah sekolah negeri di Kubu Raya. Kamal meninggalkan tiga anak Kayla (12), Binar (4) dan Rumeksa (2).
Ini kehilangan besar buat keluarga besar di Pontianak. Dia disukai oleh keluarga dan kawan, termasuk keponakan-keponakan, yang biasa memanggilnya "Aak." Dia orang yang suka mengulurkan tangan dan bantu sesama. Saya berduka dengan kepergiannya, kepikiran dengan ketiga anak kecil, yang ditinggalkan ayah mereka.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.