Tuesday, June 05, 2018

Jakarta: Ketika Menulis Buku Masuk Babak Terakhir

BUKU Race, Islam and Power sudah masuk fase penyuntingan. Saya menyewa sebuah ruang kecil di sebuah mall di Jakarta, guna sprint menjawab pertanyaan dan memeriksa naskah. Saya bawa printer, kertas, dan memeriksa lebih dari 400 halaman. Ini sebuah co-working space. Tempatnya sunyi dan terang sekali. Ada kaca dimana saya bisa melihat keluar. Tapi orang dari luar, bila mau menjinjit, juga bisa lihat ke dalam. Kayak berada dalam aquarium. 

Saya datang pagi lalu membaca, mencoret, lantas masukkan ke komputer. Makan siang, ngopi, lantas kembali ke ruang kecil ini, memeriksa hasil print. Saya mencetak cukup banyak sehingga bisa ditinggal buat makan siang. 

Ruang kecil ini bahkan membuat saya bisa tidur siang. Lumayan 30 menit. Tidur di lantai yang pakai karpet. Saya pakai ransel sebagai bantal. Begitu bangun, sekali lagi proses diulang, membaca, mencari hal yang kurang, salah ketik. Juga harus bikin glossary, referensi dan seterusnya. 

Biaya sewa ruang tentu lumayan mahal tapi ia relatif murah daripada harus ke luar Jakarta. Ia juga lebih murah daripada sewa kamar hotel. Ia juga terletak dekat beberapa kedai kopi yang saya suka. Bisa minum kopi buat bantu kerja. 

Ini dampak dari tinggal di kota yang padat sekali. Di apartemen, walau ada tempat kerja, saya bisa dengar orang keluar-masuk, kadang juga diajak bicara. Ini bikin konsentrasi buyar. 

Saya suka sekali membawa segelas kopi dalam ruangan ini. Menikmati kopi sambil memeriksa bab demi bab. Biasanya selesai petang hari. Pulang, makan malam dengan keluarga, nonton televisi, tidur dan besok diulang lagi. Saya hanya perlu tiga hari bekerja disini. Ini cara konsentrasi menulis dalam jarak waktu yang relatif lama. 




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.