TORONTO kota terbesar di Kanada. Selama beberapa hari saya jalan-jalan di Toronto. Suhu sekitar minus 10 Celcius. Sopir taxi kebanyakan migran, dari Sierra Leonne sampai Bangladesh, dari Pakistan sampai India.
Saya menginap di Holiday Inn di Carlton Street, downtown Toronto, dan jalan kaki atau naik kereta api. Enak sekali jalan-jalan di Toronto. Kereta api praktis hanya terdiri dua jalur. Ia biasa disebut TTC (Toronto Transit Commission).
Namun saya justru sempat tersesat ketika hendak pergi ke Munk School of Global Affairs, Universitas Toronto, karena sopir tak tahu alamat sekolah tersebut: Devonshire Pl. Padahal ia terletak di jantung kota Toronto. Hanya 20 menit jalan kaki dari hotel saya. Jengkel juga karena 30 menit terlambat.
Saya justru lancar saja ketika pergi ke tempat lebih jauh di Toronto. Termasuk ketika pergi ke Universitas York atau berkunjung ke rumah kawan di daerah Kliping, batas paling barat kota Toronto. Cukup bawa uang tiga dollar dan bisa kemana-mana naik kereta api.
Salah satu perhatian saya di Toronto pada airport Billy Bishop di sebuah pulau kecil, namanya Pulau Toronto, sekitar 200 meter dari pinggir pantai kota Toronto. Airport ini biasa dipakai satu perusahaan penerbangan bernama Porter. Saya terkesan dengan airport ini karena praktis sekali. Bila hendak naik pesawat, kita harus pergi ke sebuah pelabuhan kecil, khusus satu ferry, terletak di Bathurst Street. Cuma 10 menit naik taxi dari hotel.
Ia tentu jadi persoalan karena terletak persis di tengah kota Toronto. Derau suara pesawat tentu mengganggu warga, setidaknya, warga Pulau Toronto. Dalam ferry, saya membaca iklan dimana Billy Bishop klaim bahwa mereka adalah airport yang paling dipantau tingkat kebisingannya.
Harian Globe & Mail di Starbucks. |
Mungkin belum merasakan bagaimana jalan sendiri. Dari pesan tiket sampai pesan hotel. Dari cari alamat dalam setiap pertemuan sampai cara untuk sampai ke alamat tersebut: jalan kaki, kereta api, taxi atau bagaimana?
Belum lagi menentukan pakaian, dari sepatu --boot cocok buat udara dingin tapi tak setiap hari suhu dingin-- sampai jas, overcoat, topi, sarung tangan dan lain-lain. Belum lagi ukuran bagasi. Belum lagi visa, paspor serta uang dalam beberapa mata.
Mendapatkan airport macam Billy Bishop, yang serba cepat dan praktis, membuat pekerjaan menunggu jadi pendek. Ia mengurangi rasa bosan, jenuh dan kesepian.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.