George Samuel Windsor Earl dikenal karena menulis buku The Eastern Seas or Voyages and adventures in the Indian Archipelago, in 1832-33-34, comprising a tour of the island of Java -- visits to Borneo, the Malay Peninsula, Siam terbitan London pada 1837. Earl memakai terminologi "Indian Archipelago" atau "Kepulauan India" guna menerangkan kawasan yang dia pelajari. Ini sebuah buku klasik. Earl mencatat berbagai pengalaman dia selama tiga tahun berjalan di Jawa, Borneo, Semenanjung Malaya serta Siam.
Istilah "Kepulauan India" bila diterjemahkan ke bahasa Yunani adalah "Indonesos" atau "Indonesia." Kira-kira begitulah khayalan soal "Indonesos" dalam benak Earl. Saya pernah menulis soal kontribusi George Earl dalam penciptaan nama Indonesia lewat esai Sebuah Kuburan Sebuah Nama. Saya juga sempat melihat makam Earl di Penang.
Earl memakai kata "Indonesia" pertama kali pada 1850 atau 13 tahun sesudah buku Eastern Seas. Dia menulisnya dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia. Earl sedang mencari-cari terminologi etnografis untuk menerangkan "... that branch of the Polynesian race inhabiting the Indian Archipelago" atau "the brown races of the Indian Archipelago." Namun Earl sendiri menolak kata tersebut. Dia memilih kata "Malayunesia" atau "Kepulauan Melayu." Dia menilai kata "Indunesia" terlalu umum. "Malayunesia" lebih tepat.
James Richardson Logan, redaktur Journal serta murid Earl, menanggapi usul George Earl. Logan berpendapat "Indonesian" merupakan kata yang lebih menjelaskan dan lebih tepat daripada kata "Malayunesians," terutama untuk pemahaman geografi, daripada secara etnografi.
"I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian islands or the Indian Archipelago. We thus get Indonesian for Indian Archipelagian or Archipelagic, and Indonesians for Indian Archipelagians or Indian Islanders."
Sejarah membuktikan argumentasi Logan lebih populer daripada Earl.
Hari ini saya jalan ke National Museum of Singapore. Ternyata George Earl juga seorang ilustrator. Museum ini membuat facsimile dari beberapa ilustrasi buku Earl. Diterangkan bahwa ilustrasi Earl membentuk khayalan orang di Eropa terhadap Asia Tenggara.
Karena ia museum Singapore, tentu saja, gambar-gambar yang dipaparkan terkait dengan Singapore. Saya hendak mencari buku Eastern Seas agar bisa dapat ilustrasi dari Jawa dan Borneo.
Earl memakai kata "Indonesia" pertama kali pada 1850 atau 13 tahun sesudah buku Eastern Seas. Dia menulisnya dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia. Earl sedang mencari-cari terminologi etnografis untuk menerangkan "... that branch of the Polynesian race inhabiting the Indian Archipelago" atau "the brown races of the Indian Archipelago." Namun Earl sendiri menolak kata tersebut. Dia memilih kata "Malayunesia" atau "Kepulauan Melayu." Dia menilai kata "Indunesia" terlalu umum. "Malayunesia" lebih tepat.
James Richardson Logan, redaktur Journal serta murid Earl, menanggapi usul George Earl. Logan berpendapat "Indonesian" merupakan kata yang lebih menjelaskan dan lebih tepat daripada kata "Malayunesians," terutama untuk pemahaman geografi, daripada secara etnografi.
"I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian islands or the Indian Archipelago. We thus get Indonesian for Indian Archipelagian or Archipelagic, and Indonesians for Indian Archipelagians or Indian Islanders."
Sejarah membuktikan argumentasi Logan lebih populer daripada Earl.
Hari ini saya jalan ke National Museum of Singapore. Ternyata George Earl juga seorang ilustrator. Museum ini membuat facsimile dari beberapa ilustrasi buku Earl. Diterangkan bahwa ilustrasi Earl membentuk khayalan orang di Eropa terhadap Asia Tenggara.
Karena ia museum Singapore, tentu saja, gambar-gambar yang dipaparkan terkait dengan Singapore. Saya hendak mencari buku Eastern Seas agar bisa dapat ilustrasi dari Jawa dan Borneo.
Arak-arakan pengantin Melayu. ©Andreas Harsono
Lelaki India penjinak harimau di Singapore. ©Andreas Harsono
Perempuan Melayu depan rumah sedang merenung suatu sore. ©Andreas Harsono
Perkebunan kelapa di Singapore. ©Andreas Harsono
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.