VIDEO penyiksaan dua lelaki Papua oleh beberapa tentara Indonesia menciptakan tanda tanya siapa dua orang tersebut. Mengapa mereka ditangkap dan disiksa?
Dari analisis data elektronik bisa dilihat bahwa video tsb direkam pada Minggu, 30 Mei 2010. Tepatnya, rekaman mulai pukul 13:26 selama 10 menit lebih dgn kamera 3G. File tersebut bernama "PUJA 1.3GP." PUJA singkatan dari Puncak Jaya. Ia terjadi dua hari sesudah deadline militer Indonesia bagi panglima OPM Goliat Tabuni untuk "menyerahkan diri" pada 28 Mei 2001 di Puncak Jaya.
Dari database korban pelanggaran HAM di Puncak Jaya, rekaman Piron Moribnak dari Puncak Jaya pada Juli 2010, dua lelaki: Tunaliwor Kiwo dan Telangga Gire. Mereka ditangkap dan disiksa oleh tentara dekat Gurage, nama sungai dan sebuah daerah dekat Tingginambut, Puncak Jaya. Kiwo lebih tua dari Gire.
Transkrip dari video tersebut juga penting. Aliansi Mahasiswa Papua memutuskan bikin transkrip dgn asumsi lelaki tua adalah Kiwo dan lelaki muda Gire. Translator seorang Lani yang mengerti bahasa Lani. Kiwo terkadang bicara dalam bahasa Lani. Asumsi ini bisa salah karena mereka berdua belum muncul. Apakah masih hidup? Atau sudah hilang?
Transkrip dibuat dgn memakai bahasa-bahasa asli dalam video: Bahasa Indonesia dan bahasa Lani. Seorang atau dua serdadu bicara dgn aksen Jawa, ada satu lagi dgn aksen Ambon, namun tak muncul dalam transkrip karena mereka tak memakai kosakata Jawa maupun Alifuru.
Dalam interogasi terhadap Kiwo, seorang tentara sebut nama Werianus "Werius" Telenggen. Dia seorang gerilyawan OPM, rekan perjuangan Goliat Tabuni, ditembak pihak Indonesia pada 17 Mei 2010. Dia dimakamkan oleh pihak gereja di Mulia.
Korban penyiksaan yang lebih muda pada video tertanggal 20 Mei 2010. Dia diduga bernama Telangga Gire.
SOLDIER: Tunjukkan senjata, tunjukkan senjata tidak? Kamu tahu senjata ada di Gurage, tunjukkan senjata!
KIWO: Saya tidak tahu, saya warga sipil biasa, tolong …
SOLDIER: Hei kau diam! Saya potong lehermu nanti, hei kau orang mana?
KIWO: Saya tidak tahu … e … e …
SOLDIER: Hei kau diam suaramu. Kalo tidak ditanya kau tutup mulutmu.
KIWO: Saya tidak tahu…
SOLDIER: Senjata dimana ? di Gurage disini dimana?
KIWO: Gurage? Ti Pilia (Translator: Orang Pilia)
SOLDIER: Baru dekat sini ada tidak? Baru Tanabaga dimana? Tanabaga senjata ada tidak?
KIWO: Tanabaga ada?
SOLDIER: Kita ke Tanabaga sekarang, Tanabaga dimana?
KIWO: Tanabaga sama Obet.
SOLDIER: Obet Siapa? Obet Tabuni? Dimana rumahnya, tahu rumahnya tidak? Tunjukkan dia sekarang dimana rumahnya?
KIWO: Tidak tahu … rumahnya tidak ada
SOLDIER: Jangan alasan, saya bunuh kau, bakar lolonya … Kau harus tunjukkan senjatanya, temanmu berada dimana? Tunjukkan temanmu kalo tidak sudah selesai.
KIWO: Ae ... (Translator: Tolong)
SOLDIER: Teman-temanmu yang bawa senjata dimana?
KIWO : Siapa?
SOLDIER: Temanmu orang-orang hutan, tunjukkan satu orang saja yang bawa senjata
KIWO: Yamuneri (Translator: Nama kampung)
SOLDIER: Ko tipu … bakar … bakar … ambil api ... bakar dia … bakar dia… Kau yang ambil. Masyarakatmu bilang kau yang ambil.
SOLDIER: Kau ambil senjata tidak?
GIRE: Senjata disini tidak ada … Di Yamoneri kah? Dimana saja disini tidak ada.
SOLDIER: Kau pernah lihat senjata tidak?
GIRE: Tidak…
SOLDIER: Kau tahu bahasa Indonesia tidak? Kau tipu.
GIRE: Saya tidak tahu bahasa Indonesia karena tidak sekolah.
SOLDIER: Kalau dikasih tahu jawab! Enak kan disiksa begini. Kau harus tahu bahasa Indonesia.
GIRE: Saya tidak tahu. Disini kami tinggal beberapa orang saja.
SOLDIER: Kau tipu, kenapa tipu? Kau tahu senjata, tadi dibilang Tinggineri, kau bilang tidak tahu to?
GIRE: Tingginambur tidak ada
SOLDIER: Kau tipu
Telangga Gire ketika kembali ke honai dia sesudah ditangkap dan ditahan tentara Indonesia di Tingginambut, menurut laporan Piron Moribnak dari Puncak Jaya pada Juli 2010.
KIWO: Kau tahu senjata to? Cepat kita pigi ambil.
SOLDIER: He senjata itu dimana? Kau tau to? Cepat … he… he ... he ...
KIWO: Yogorinip ... hae wae ... (Translator: Kau kasih tahu mereka … saya tidak tahu)
SOLDIER: Senjata taru dimana? Di honai kah? Di gereja kah? Di hutan kah? Di kandang babi kah?
KIWO: Ei ei (Translator: Aduh aduh)
SOLDIER: Di taruh dimana? Hei …! Senjata dimana?... Iyo ditaruh dimana? Di kandang babi kah? Taruh dimana? Tuli? Taruh dimana? Di honai kah? Di gereja kah? Di hutan kah? Cepat kau taruh dimana?
KIWO: Di kandang babi?
SOLDIER: Hei…betul ? Kau taruh di kandang babi? Kau taruh dimana? Hei kau jujur… ngomong jujur.
KIWO: Saya jujur, saya tidak tahu.
SOLDIER: Cepat kau jujur… kau taruh di kandang babi? Cepat ? Kau bisa ikut to? Kau taruh di kandang babi to? Kau tipu, kau taruh di kandang babi to?
Orang tua korban penyiksaan dalam video yang keluar Oktober 2010. Kalau benar dia bernama Tunaliwor Kiwo, dia belum diketahui nasibnya sekarang. Piron Moribnak dari Puncak Jaya melaporkan bahwa Kiwo belum diketahui keberadaannya ketika dia menulis laporan pada Juli 2010.
KIWO: Dimana? Tidak tahu.
SOLDIER: Kau tipu…bakar….bakar dia….bakar dia….he…he…bakar dia
KIWO: Ei…. ei…..ei…
SOLDIER: Bakar….bakar dia….bakar lolonya.
KIWO: Ei jujur be… jujur be … ei… ei… ei jujur be ….
SOLDIER: Cepat tunjukkan senjatanya ... mau jujur tidak?
KIWO: Ae jujur be … jujur be ... ae jujur be ... ae aye jujur be.
SOLDIER: Ko sama kita ambil senjata, ko ke Jogorinip sama kita ambil senjata.
KIWO: Dimana?
SOLDIER: Kita ke Yogorim ambil senjata, saya bisa ambil senjata, sama kita ambil senjata … bakar …bakar… lolonya … bakar…
KIWO: Ei ei ae ….
SOLDIER: Ko diam… saya tembak ... tembak … kau mau saya tembak mulutmu… he … kau jujur sekarang. Kau bisa ambil senjata tidak? He lolomu saya bakar lagi ... hei kau mau damai tidak? Kami tidak mau kekerasan. Saya sama kamu ke Yogorinim baru ambil senjata. Ko taruh di gereja kah? Di honai kah? Di hutan kah? Di sungai kah? Di dalam tanah kah? Kita ambil. Kau kasih tau dimana!
KIWO: Tingginambur saja , an nawi Tingginambur me, we yai me ikut yaga o… wagara… (Translator: Saya tinggal di Tingginambur, saya punya rumah di Tingginambur, saya disini cuma ikut jaga … saya tinggal)
SOLDIER: Bakar.
KIWO: Ei … aye ...
SOLDIER: Hei … kau jujur saja.
KIWO: Jujur yigirak tiarer o ... (Translator: Saya bicara jujur, tidak ada)
SOLDIER: Kalo ko di Tingginambut, senjata itu sekarang dimana? Disimpan di rumahnya siapa itu?
KIWO: Jujur ti arer o….ei…ye…eyeee.. jujur selesai (Translator: Saya bicara jujur itu saja)
SOLDIER: Kau mau antar tidak? Hei ... kau mau antar tidak? Senjata itu sekarang dimana, hei senjata sekarang dimana?
KIWO: Tinggineri
SOLDIER: Ya Tinggineri itu dimana? Di rumah siapa?
KIWO: Di rumah tidak tahu o ….
SOLDIER: Tidak tahu apa! Ko bilang ada taruh di kandang babi, mau jujur tidak?
KIWO: Honai … honai di bawah… tidak tahu o… honai di bawah me an nenggolek o (Translator: Honai … honai saya di bawah, saya tidak tahu)
SOLDIER: Weries mana? Weries!
KIWO: Weries siapa?
SOLDIER: Kau tipu saja … Weries Telenggen
KIWO: Werius mati … Brimob …
SOLDIER: Dia mati kenapa? Kau mau mati juga to, ko mau bawa pesan!