Lebih dari selusin anak muda Palembang biasa bertemu di pinggir Sungai Musi, dekat Benteng Kuto Besak, dan berlatih parkour, sebuah olah raga dan seni, gabungan akrobat, lari dan fitness. Mereka melompati pagar tembok, salto di udara atau lompat dari ketinggian lalu mendarat dengan dua kaki. Indah. Kokoh. Kuat. Liat. Luar biasa. Menyehatkan.
"Parkout itu menyesuaikan tempat. Namanya seni," kata Dede Hidayat, salah seorang anggota Parkour Palembang. Kalau ada tembok, ya mereka daki, kalau ada pagar, ya mereka lompati. Kadang kaki ditendang ke udara. Kalau keahlian cukup, mereka juga salto di udara.
Parkour, atau biasa disebut l'art du déplacement atau the art of movement, diperkenalkan oleh Raymond Belle, seorang lelaki kelahiran French Indochina (sekarang Vietnam). Dia sempat masuk tentara Perancis. Ketika Perancis kalah dalam peperangan melawan Vietnam, dia pindah ke Eropa, berkelana di Afrika serta jatuh cinta pada keliatan tubuh orang Afrika. Maka lahirlah parkour.
Memanjat tembok taman Benteng Kuto Besak
Di Palembang, ada sekitar 100 anak muda ikut Parkour Palembang. Mereka berlatih dengan melihat You Tube. Peserta baru harus berlatih dengan hati-hati, tentu saja, karena ada resiko patang tulang. Mereka juga punya situs You Tube dan Facebook khusus Parkour Palembang.
"Kami pengin ngelakukan apa yang orang tak bise," kata Agung Pahlevi. Maka mereka pun memperagakan beberapa lompatan dan salto. Aku minta izin merekam mereka dengan video. Mereka dengan senang hati mengatur gerakan, bikin aba-aba, "Satu ... dua ... tiga!"
Agung mengatakan salah satu hambatan mereka di Palembang adalah mereka sering diusir oleh petugas keamanan kota. Mereka dianggap bikin gangguan. Aku tak setuju dengan pendapat para pejabat Palembang. Parkour sangat nyaman dilihat. Ketika jalan-jalan dekat Benteng Kuto Besak, aku mula-mula justru tertarik dengan anak-anak muda meloncati tembok atau salto di udara. Mereka senang dapat applause. Di berbagai kota besar berbudaya, di Boston atau Tokyo, aku sering lihat anak muda bikin kegiatan seni di tempat umum.
Aku sempat tanya apakah mereka berani parkour di Jembatan Ampera. Agung menjawab kalau diizinkan oleh walikota Palembang Eddy Santana Putra, mereka dengan senang hati akan salto di Jembatan Ampera. Wah asyik sekali kalau bisa!
Salto dengan background Jembatan Ampera
7 comments:
Susah kalo pejabat punya pola pikir tertutup. Tidak mau berkembang. Kuno. Padahal, jika diberi kesempatan untuk dikembangkan, bisa jadi kawasan wisata budaya juga tuh mas. bahkan hiburan yang murah. Anak muda itu diberi sedikit fasilitas aja dah senang, apalagi benar-benar disiapkan berkonsep. Sekalian jadikan tempat ajang kampanye anti narkoba, atau tempat ajang kreasi apalah, se-kreatif mungkin.
Thanks pak andreas, saya ,dwin salah satu anggota parkour palembang yg kemarin.
semoga bisa membangun semngat pemuda indonesia yg lain untuk melakukan hal-hal positif sprti olahraga parkour.
dan semoga menjadi masukan untuk para pejabat di palembang, kalau kita membutuhkan dukungan moril maupun riil sprti fasilitas untuk latian.
Thanks pak andreas, saya ,dwin salah satu anggota parkour palembang yg kemarin.
semoga bisa membangun semngat pemuda indonesia yg lain untuk melakukan hal-hal positif sprti olahraga parkour.
dan semoga menjadi masukan untuk para pejabat di palembang, kalau kita membutuhkan dukungan moril maupun riil sprti fasilitas untuk latian.
setuju bgd klo parkour merupakan olahraga yg menarik..
Sayang bgd klo pemerintah tidak mendukung kegiatan ini..
Krna,,olahraga ini merupkan olahraga yg bila dilihat dpat mengundang decak kagum..lagian olahraga ini juga tidak merusak tmpat2 yg mreka gunakan..
Bwt pemerintah palembang,,semoga dapat mendukung para anak2 muda palembang untuk beraktifitas yg positif..
bagus sebuah pemandangan yang bagus melihat anak muda menggunakan waktunya dengan hal yang positif, tapi sayang pemerintah tidak mendukung...seharusnya pemerintah memberikan space buat mereka..!!!
PARKOUR
the way how we move ^_^
PARKOUR
the way how we move ^_^
Post a Comment