Reuni kecil dan informal. Pada Sabtu, 2 Mei 2009, aku ikut reuni dengan kawan-kawan yang dulu pernah kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga. Reuni diadakan di restoran Anglo, Jakarta. Semua terjadi berkat Facebook.
Kami masuk pada tahun 1984 dan satu angkatan hanya 60 orang, termasuk empat perempuan. Pada reuni ini ada 23 orang datang plus dua lagi secara online. Artinya, hampir separuh datang ikutan reuni. Ada yang bergurau ini reuni para insinyur elektro walau banyak yang sudah tak bekerja di bidang teknik elektro.
Dharmawan Sukatja, Arief Nl, Bayu Hariatmoko, Harry Santoso, Siswanto Ming, Anggriyani Yunita, Shen Shan, Tantik Rahayu, Tjung Ling, Benni Saptiyanto, Richard Tan, Sonny Dias, Fransiscus Setyadi Hadiwiloejo, Sudhia Sukatja, Agus Purwanto, Bagus Suntoro Utomo, Djimmy Porawouw, Suwanto Gunawan, Henry Lukito Setiawan, Andreas Harsono, Lucia Lukito, Haryanto Wijaya
Kami sudah tak bertemu sekitar 20 tahun. Sebagian besar alumni dari angkatan 1984 ini sekarang ternyata tinggal di Jakarta. Aku perhatikan sebagian besar peserta reuni datang dengan sandal kulit --tak memakai sepatu. Aku bahkan datang dengan sandal jepit.
Ketika kuliah, fakultas kami memang terkenal karena mahasiswanya kuliah dengan sandal jepit. Ini menunjukkan "kekurangajaran" kami tapi sekaligus independensi. Kami tak mau diatur dengan formalitas yang artifisial. Kami lebih mementingkan substansi. Kami tak mau bergantung pada negara. Kami dulu menolak ikut apa yang disebut "ujian negara." Artinya, ijasah kami kebanyakan juga tak diakui negara Indonesia. Persetan amat! Duapuluh tahun berlalu, kami masih pakai sandal. Aku bangga sekali dengan kawan-kawan ini.
Sempat juga rapat kecil, canggung sekali, sudah 20 tahun tak bertemu. Ikatan kami hanya ada pada tempat dan waktu di masa lalu. Hari ini, kami tak punya ikatan pada tempat dan kepentingan yang sama, selain nostalgia. Namun siapa tahu? Angkatan ini relatif kecil. Anggota-anggotanya kenal baik satu sama lain. Kami punya banyak kesamaan kebiasaan --terutama, independensi, keogahan berdekatan dengan negara. Kami kebanyakan orang-orang swasta.
Kami banyak bergurau: Siapa paling gendut sekarang? Siapa paling botak? Siapa paling awet muda? Lucia Lukito!
Siapa paling jauh? Iksan Bunadi (Sydney).
Beberapa yang masih membujang juga dijadikan bahan gurauan.
Salah seorang isteri bilang kami harus bersyukur, semua masih sehat (belum ada satu pun meninggal) dan relatif mapan semua. Kami memang bersyukur.
2 comments:
Reunian emang paling seru!
terlepas dari issue sandal jepit, masihkah idealisme yang lain kita pertahankan setelah diterpa berbagai masalah di dunia nyata? semoga ... selamat berjuang kawan untuk memberi dampak yang positif bagi bangsa ini ...
Post a Comment