Rizky Andriati Pohan
Pemerintah Amerika belum memberikan fakta lain terkait insiden itu.
Pemerintah Amerika belum memberikan fakta lain terkait insiden itu.
JURNAL NASIONAL - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda memastikan TNI tidak terlibat dalam kasus penyerangan terhadap konvoi bus karyawan PT Freeport di Timika, Papua pada 2002. Insiden ini menewaskan dua warga negara Amerika Serikat (AS). Pernyataan keterlibatan TNI ini sempat diungkapkan di jurnal South East Asia Research edisi bulan lalu.
"Saya tidak tahu fakta ini versi siapa," kata Hassan usai menghadiri acara Foreign Policy Briefing dalam rangka memperingati hari ulang tahun Departemen Luar Negeri di Jakarta, Kamis (19/8). Lebih lanjut Hassan meyakinkan, Pemerintah Amerika tidak pernah mengungkapkan fakta tersebut kepada Indonesia. Malah menurutnya, Amerika cukup puas dengan proses penyelidikan yang dilakukan polisi Indonesia serta mengundang Biro Penyelidik Federal (FBI).
"Yang jelas dengan keterbukaan kita, khususnya proses penyelidikan oleh Polri yang juga mengundang tim FBI. Kita saksikan pemerintah Amerika cukup puas dengan proses itu sendiri. Ada apresiasi besar dari Amerika," katanya.
Amerika juga puas dengan hasil akhir penyelidikan yang pada ujungnya menemukan kesalahan dan tanggung jawab kasus ini pada pihak-pihak di dalam negeri. "Hasil akhir penyelidikan ini bukan seperti fakta yang dikatakan sekarang yang menuduh TNI yang bertanggung jawab," kataya.
Hassan mengatakan sebenarnya kasus ini sudah diselesaikan sejak beberapa waktu lalu. Dengan merebaknya isu ini kembali, dia menduga, ada pihak yang ingin memanaskan masalah ini. "Masalah ini sebagai kasus sudah ditutup buku. Mungkin saja ada pihak-pihak yang mencoba menghidup-hidupkan kembali," katanya.
Di tempat berbeda, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, proses hukum atas kasus penyerangan di Timika, Papua, 31 Agustus 2002, telah selesai dan berkekuatan hukum tetap.
"Masalah itu sudah diselesaikan dan pelakunya sudah dihukum," katanya, usai menerima Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (19/8). Meski begitu, Mabes TNI akan meneliti kebenaran laporan jurnal itu.
"Kita pelajari, kita nilai sejauh mana berita itu kebenarannya," katanya seperti dikutip Antara. Insiden itu menewaskan dua warga negara Amerika Serikat (AS), Ted Burcon dan Rickey Lean Spear itu. Dalam tulisannya, jurnal itu menyatakan menemukan bukti baru tentang sejumlah orang yang diduga mengotaki kasus penembakan terhadap korban.
Bahkan di dalamnya disebutkan adanya seseorang yang disebut memiliki hubungan dekat dengan TNI dan membantu pemimpin Organisasi Papua Merdeka Antonius Wamang, menyiapkan penyeranga di Mil 62 Tembagapura, Papua.
Kejadian ini dimulai dari serombongan staf PT Freeport Indonesia termasuk guru sekolah yang menumpang sebuah bis. Di Mil 62, rombongan ini diserang sekelompok orang bersenjata. Selain dua guru asal AS itu, warga negara Indonesia FX Bambang Riwanto, turut tewas. Proses penyidikan melibatkan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) yang ujungnya membawa Antonius Wamang sebagai tersangka.
No comments:
Post a Comment