Saturday, September 29, 2007
Superhero Norman
Akhir pekan ini Norman mengajukan satu permainan baru lagi. Dia usul kami semua bermain kelahi-kelahian namun direkam dengan kamera video. Dia misalnya minta Sapariah melakukan adegan "tendangan" dan kameranya, ibarat serial Matrix, berputar mengelilingi Sapariah.
Maka jadilah kami mengenakan kostum-kostum aneh. Norman bilang Batman dan Superman, maupun kebanyakan superhero dalam Justice League, memakai celana dalam di luar. Maka dia pun pakai celana dalamnya di luar. Lebih ramai lagi, celana dalam pun dipakainya sebagai penutup kepala. Norman merancang setiap adegan. Ada dimana Sapariah dan aku harus bertanding, perang gelitik-gelitikan. Norman punya "obsesi sutradara." Dia memegang kamera dan mengarahkan dua orang aktor amatirnya untuk bertanding. Repotnya, bila sang sutradara lagi ikut jadi aktor dan "kalah" maka dia pun langsung teriak, "Cut, cut."
Ada juga dimana Sapariah memegang kamera dan Norman serta aku yang perang bergulat. Paling ramai adalah adegan dimana kami bertiga berantem bersama-sama. Norman dan Sapariah bersama melawan aku. Seru banget deh! Ramai! Konyol! Bila selesai, tergantung sutradara tentu, kami sama-sama melihat rekaman video. Tertawa lebih kencang lagi! Bila kurang bagus, adegan diulang. Keringat Norman berkucuran. Dia memegang peran seorang jagoan yang muncul membantu seorang perempuan, yang kalah berantem dengan si penjahat! Dalam video, terlihat bagaimana "Superhero Norman" tiba-tiba muncul dari arah kamera menyerang si penjahat itu! Pemeran tokoh jahat itu ya aku sendiri. Erni Pasar, pembantu kami, tertawa melihat adegan konyol ini diulang-ulang terus.
Jumat malam Sapariah dan Norman membuat topeng dan "baju besi" dari kertas dan karton. Minggu depan, kebetulan Norman akan bermain teater kecil-kecilan di sekolahnya. Dia memilih peranan sebagai setan si penggoda. Dia lagi suka bikin topeng. "Baju besi" dibuatnya dengan duri-duri di punggung. Sapariah diminta memotret baju zirah tersebut. Lantas dia pun bergaya. Mereka membuat kostum dan topeng hingga larut malam. Aku pergi tidur duluan.
Jumat sore dan aku membeli kertas dan karton untuk baju zirah dan topeng di Kinokuniya, Plasa Senayan. Kami juga beli satu komik Asterix serta Lucky Luke. Ini perlu untuk memenuhi janji. Ketika di Roma, aku tak berhasil mendapatkan dua serial Asterix edisi paling baru dalam bahasa Inggris. Aku juga belikan dia satu kamus kecil bahasa Perancis-Inggris. Dia lagi belajar bahasa Perancis. Last but not the least, Sri Maryani usul Norman dibelikan sepatu warna hitam baru. Kakinya cepat sekali membesar. Maka kami pun cari-cari sepatu di Plasa Senayan maupun Senayan City. Tak mudah mendapatkan sepatu laki-laki, tipe sport, ukuran 37. Kami berhasil mendapatkannya di Senayan City.
Related Stories
Norman Kurang Istirahat
A Letter from Norman
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.