Jakarta, 18 – 29 Juni 2007
Hari ini hampir tak ada warga yang mendapatkan breaking news dari suratkabar. Mereka mendapatkannya kebanyakan dari televisi, radio, SMS, telepon atau internet. Tantangan baru muncul: Bagaimana suratkabar bertahan bila mereka tak bisa lagi mengandalkan kebaruan?
Sebuah jawaban dimunculkan di New York dan sekitarnya oleh Tom Wolfe pada awal 1970an. Wolfe mengenalkan sebuah genre baru: New Journalism. Ia mengawinkan disiplin keras dalam jurnalisme dengan daya pikat sastra. Ibarat novel tapi faktual. Genre ini mensyaratkan liputan dalam namun memikat. Wolfe bikin riset dengan materi-materi lama guna menawarkan jawaban ini.
Genre ini kemudian dikenal dengan nama “narative reporting” atau “literary journalism.” Sejak 1980an, suratkabar-suratkabar di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan televisi membuat suratkabar tampil dengan laporan mendalam.
Pantau Jakarta mulai mengajarkan genre ini pada 2001. Pesertanya, 15 orang dengan anggapan mereka bisa optimal. Kursus ini kini berlangsung per semester, Januari dan Juni. Ia diadakan selama dua minggu, frekuensinya Senin, Rabu dan Jumat, masing-masing dua sesi sehari. Jeda satu hari dimaksudkan buat membaca dan membuat pekerjaan rumah.
Ia diampu oleh Janet Steele dari George Washington University, yang menulis buku Wars Within, serta Andreas Harsono dari Pantau, yang pernah belajar genre ini di Nieman Fellowship on Journalism di Universitas Harvard serta co-editor buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Dayu Pratiwi mengurus logistik, administrasi dan pendaftaran.
MINGGU PERTAMA oleh Janet Steele
Senin, 18 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Pembukaan: membicarakan silabus, perkenalan, bagi tugas, dan diskusi tentang jurnalisme sastrawi, tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan reportase, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, kriteria dari gerakan “literary journalism.”
Bacaan: “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “The Girl of the Year” oleh Tom Wolfe; “Dua Jam Bersama Hasan Tiro“ oleh Arif Zulkifli; “A Boy Who Was Like a Flower” oleh Anthony Shadid.
Senin, 18 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi lanjutan tentang definisi jurnalisme sastrawi, dari Tom Wolfe hingga Mark Kramer, dan pengaruhnya pada perkembangan suratkabar mainstream di Amerika Serikat.
Tugas untuk Rabu: Rekamlah pembicaraan dengan seorang teman, anggota keluarga, atau seorang nara sumber. Jadikan ia sebuah monolog. Buat transkripnya, lalu disunting sehingga enak dibaca. Topiknya bisa apa saja tapi cari yang bisa memikat pembaca. Contohnya, “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini. Mohon tak membuat lebih panjang dari 500 kata agar semua peserta bisa mendapat bagian membacakan karyanya di kelas.
Rabu, 20 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah yang dibuat berdasarkan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”
Bacaan: “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini; sebagian dari buku “In Cold Blood” karya Truman Capote dan kliping dari harian The New York Times pada 1959 “Wealthy Family, 3 of Family Slain.”
Rabu, 20 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang immersion reporting berdasarkan karya Truman Capote “In Cold Blood” serta membandingkannya dengan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”
Tugas untuk Jumat: Tulislah sebuah narasi dengan gaya orang pertama (“saya” atau “aku” atau “abdi” atau ”gua” atau lainnya) untuk menggambarkan sebuah adegan. Gunakan model “The Armies of the Night” karya Norman Mailer dimana Mailer memasukkan dirinya dalam laporannya. Bahan ini akan dibacakan di depan kelas.
Jumat, 22 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah yang dibuat berdasarkan “The Armies of the Night” serta persoalan kata “saya.”
Bacaan: “Tikungan Terakhir” (laporan kematian wartawan Rudi Singgih) oleh Agus Sopian; “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin dan “The Armies of the Night” karya Norman Mailer.
Jumat, 22 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang persoalan struktur narasi, dan bagaimana memanfaatkan narasi dalam berita hangat (breaking news) dengan contoh “Tikungan Terakhir” oleh Agus Sopian dan “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin.
MINGGU KEDUA oleh Andreas Harsono
Senin, 25 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi soal jurnalisme dengan The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Mencari tahu di mana letak jurnalisme sastrawi. Diskusi tentang persoalan etika, pengelolaan emosi pembaca dan sebagainya.
Bacaan: “The Elements of Journalism” karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel; “Media Bias in Covering the Tsunami in Aceh” karya Andreas Harsono. Buku Sembilan Elemen Jurnalisme terjemahan karya Kovach dan Rosenstiel disediakan dalam paket.
Senin, 25 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi lanjutan soal jurnalisme dan nasionalisme, jurnalisme dan agama, jurnalisme dan etnik, ideologi, gender, dengan contoh-contoh di Indonesia.
Bacaan tambahan: “The Ethnic Origins of Religious Conflict in North Maluku Province, 1999-2000” oleh Chris Wilson, “Indonesia’s Unknown War and the Lineages of Violence in West Kalimantan” oleh Jamie S. Davidson dan Douglas Kammen, “Patterns of Collective Violence in Indonesia (1990-2003)” oleh Ashutosh Varhney, Rizal Panggabean, Mohammad Zulfan Tadjoeddin.
Tugas untuk Rabu: Bikinlah deskripsi dengan padat. Manfaatkan indra penciuman, pendengaran, warna, gerakan, kasar-halus, kontras (lucu, aneh, menarik) dan sebagainya. Hindarkan klise macam “nyiur melambai” atau “angin sepoi-sepoi.” Bikin deskripsi yang akan merampas perhatian pembaca! Maksimal 500 kata.
Rabu, 27 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi struktur narasi dengan contoh “Hiroshima” karya John Hersey. [Andreas Harsono]
Bacaan: “Hiroshima” oleh John Hersey; “Menyusuri Jejak John ‘Hiroshima’ Hersey”oleh Bimo Nugroho.
Rabu, 27 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 — Satu isu namun muncul dalam empat pendekatan. Isunya Aceh namun muncul dengan empat naskah, empat gaya, empat struktur. Perhatikan perbedaan masing-masing struktur. Perhatikan masing-masing "tokoh cerita."
Bacaan: “Orang-orang di Tiro” karya Linda Christanty; “Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah; “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono; “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” karya Chik Rini.
Jumat, 29 Juni 2007 pukul 10:00-12:00 -- Mendiskusikan pekerjaan rumah, sumber anonim, referensi kedua, interview dan diskusi soal struktur.
Bacaan: “Tujuh Kriteria Sumber Anonim” serta “Ten Tips for Better Interviews.”
Jumat, 29 Juni 2007 pukul 13:00-15:00 -- Penutupan serta tanya jawab. Diskusi struktur bila ada peserta yang punya rencana bikin liputan panjang. Penyerahan sertifikat oleh Andreas Harsono.
Daftar Nama Peserta Kursus
10 comments:
membaca silabus ini sudah terbayang betapa harga 3 juta yang ditawarkan memang benar-benar worth it.
saya akan menabung dulu untuk ikut pelatihan ini, entah untuk periode kapan.
Terima kasih Firman. Ide kursus ini muncul dalam sebuah kelas Janet Steele di GWU pada akhir 1999 ketika Janet minta saya jadi dosen tamu disana. Dia bilang mengapa tak mencobanya di Jakarta? Saya agak resistent karena merasa kurang mampu mengajar. Tidak setiap wartawan bisa mengajar.
Ketika kembali ke Jakarta, Goenawan Mohamad dari Institut Studi Arus Informasi mendukung ide Janet. Saya lama-lama jadi antusias juga. Saya pun belajar dari cara Janet menyusun silabus, membagi beban pekerjaan rumah, memilih bahan bacaan serta tampil di depan kelas.
Janet tak suka memakai peralatan elektronik (Infocus). Dia dosen yang tampil prima dengan lisan dan diskusi. Saya masih harus pakai Infocus serta video. Mudah-mudahan kelak saya bisa mengajar tanpa bantuan alat-alat ini.
Anyway saya terkadang bertanya-tanya hingga kapan kami berdua bisa mengampu kelas ini? Duabelas kali kursus dalam tujuh tahun cukup panjang bukan? Setiap semester selalu ada yang baru. Saya juga menikmati perkenalan dengan peserta-peserta baru. Peserta kelas-kelas awal juga masih sering berhubungan dengan kami.
Pak Andreas, kapan lagi akan ada kursus ini? terimakasih :)
Kapan paling lambat daftarnya Bung Andreas? Sy ex-wartawan yg sekarang jd blogger, apa bisa ikut?
Btw, mohon sy di-link back Bung, krn blog sy masih baru.
Terima kasih.
salam,
Bhayu M.H.
http://www.bhayu.wordpress.com
Untuk Asri dan Bhayu,
Kursus ini diadakan setiap Juni dan Januari. Kelas Juni kebetulan sudah penuh dengan 16 orang. Kami senang ada peserta datang dari London, Bangkok dan Kuching (Sarawak). Pengalaman mereka akan menambah keragaman peserta.
Janet dan saya juga sudah mempelajari naskah-naskah calon peserta. Kami berusaha mengenali mereka, terutama biodata dan karya-karyanya, agar bisa mengajar lebih baik. Janet bahkan berusaha menghafal nama peserta sebelum kursus dimulai.
Kalau kalian tertarik ikutan, bisa mendaftar untuk kelas Januari. Bisa hubungi Dayu Pratiwi di kantor 021-7221031 atau dayu.pratiwi pada email Yahoo. Terima kasih.
menarik.
semoga bisa ikut, kapan² ... :)
Saya pernah ikutan kursus ini di Salemba. Menurut saya, mencerahkan, provokatif, menantang. Juga menarik sebagai model penulisan buku. Cuma harus kita sampaikan pada Bang Andreas agar janganlupa menandatangani sertifikat peserta pascakurus. Bukan sertifikatnya yang berharga, tapi tanda tangan atas nama Andreas Harsono itu yang penting :)
Saya pernah ikutan kursus ini di Salemba. Menurut saya, mencerahkan, provokatif, menantang. Juga menarik sebagai model penulisan buku. Cuma harus kita sampaikan pada Bang Andreas agar janganlupa menandatangani sertifikat peserta pascakurus. Bukan sertifikatnya yang berharga, tapi tanda tangan atas nama Andreas Harsono itu yang penting :)
Halo teman2, halo Mas Andreas.
Saya ikut JS yang angkatan XI. Buat temen2 yang mau ikut, saya sarankan, sebaiknya anda sudah terbiasa menulis berita atau artikel. Akan lebih terasa manfaatnya.
Mas Andreas, sekadar mengingatkan, teman2 diajari juga menulis JS yang versi pendek.
Okay. maju terus JS!
halo mas, gak nyangka ada seorang blogger indo yang udah ngeblog sejak 1995, salut....
o iya. bisa tukeran link mas???
Post a Comment