Minggu pagi ini ada kejutan di rumah saya. Kakak ipar saya, Nurhayati, menemukan seekor jentik nyamuk hidup ketika menuangkan air dari segalon Sora. Isteri saya, kedua adik ipar maupun saya sendiri bergidik melihat seekor jentik itu menggeliat-geliat penuh semangat dalam gelas itu.
Inilah satu sisi keburukan air minum Jakarta. Mau minum dari air ledeng produksi PT PAM Lyonnaise des Eaux maupun PT Thames PAM Jaya, kita kuatir mutunya, terkadang coklat, terkadang ada pasirnya.
Dua perusahaan ini masing-masing anak dari konglomerat Suez dan RWE Thames Water yang melakukan privatisasi terhadap PAM Jaya pada Februari 1998.
Maka, kita terpaksa beli air galon. Mulanya saya memakai Aqua namun ada protes di harian Kompas terhadap mutu Aqua (berlumut). Aqua juga lebih mahal. Sora adalah pilihan kedua. Kini air galon Sora pun berisi jentik nyamuk. Lengkap deh kesusahan kita.
Sora adalah produksi PT NMU Sukabumi dan didistribusikan oleh PT Patria Teguh Prakasa di Jakarta. Kami memesan galon itu lengkap dengan segelnya. Distributornya biasa mengantar pakai mobil ke apartemen dimana kami tinggal. Apartemen ini hanya menyediakan Aqua dan Sora.
Saya tak tahu harus protes pada siapa. Pihak apartemen, tentu saja, tak tahu kalau galon bersegel ada jentik nyamuknya. Lewat internet, saya tak menemukan referensi apapun tentang kedua perusahaan itu. Inilah nasib tinggal di Jakarta.
1 comment:
Gunakan saja Reverse Osmosis. Harganya 1.2 jt. Tambahin lagi dengan lampu UV, rp 800 rb. Trus beli TDS meter 100 rb. Ini adalah harga 2 tahun lalu. Mutu air jadi lebih bagus dari Aqua. Bisa mencapai 5ppm. Setelah 2 tahun, baru mencapai 12 ppm. Aqua sendiri sekitar 80 ppm.
Sam Santoso
Post a Comment