Saya mau share sedikit tentang sebuah naskah yang kini sedang saya geluti. Saya lagi di tengah-tengah proses penulisan naskah How Jakarta Bought Washington atau Bagaimana Jakarta Membeli Washington. Isinya, tentang upaya politisi dan militer Indonesia, menggunakan uang dan situasi dunia pasca 11/9, guna membeli dan mempengaruhi keputusan dan kebijakan White House dan Kongres Amerika Serikat.
Uang bermilyar-milyar rupiah dipakai untuk membuat dua lembaga itu mau memberikan bantuan militer kepada Indonesia. Hasilnya, nanti Anda akan lihat angka dan detailnya, Indonesia jadi negara penerima bantuan militer Amerika terbesar di dunia. Cerita ini menyentuh soal pelanggaran hak asasi manusia, yang dilakukan tentara-tentara Indonesia di Timor Timur, Papua, Aceh mapun berbagai tempat lain di Indonesia, tanpa ada upaya mencari kebenaran dan keadilan. Tapi ia juga terkait kasus pembunuhan terhadap politikus Theys Eluai dan aktivis hak asasi manusia Munir maupun penyerangan terhadap mobil-mobil PT Freeport Indonesia di Mile 63, dekat Timika, pada Agustus 2002. Ini semua kait-terkait dengan uang dan Washington.
How Jakarta Bought Washington saya kerjakan sejak pertengahan 2006 dan rencananya akan terbit bulan depan. Ia akan terbit di Washington dalam sebuah buku berjudul Collateral Damage dari International Consortium of Investigative Journalists.
Mulanya saya dibantu riset oleh Samiaji Bintang, tapi belakangan saya kerjakan sendiri ketika Bintang pindah ke Banda Aceh. Ketika mengerjakan naskah ini, saya sempat meluncurkan September lalu sebuah laporan tentang bagaimana Gus Dur Foundation membantu Badan Intelijen Negara melakukan lobby di Washington. Ia dikutip oleh banyak media di seluruh dunia.
Naskah yang ini jauh lebih besar lagi. Nanti kita bahas ya fakta-fakta baru yang selama ini belum diketahui soal intrik-intrik kelas tinggi di ibukota Indopahit dan Amepahit. Terima kasih.
1 comment:
Saya tertarik untuk membacanya. Semoga sukses Mas?
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.