Belasan rekan kami membantu merayakan peristiwa ini dengan menerbitkan sebuah buku, tebal 100 halaman, dengan format majalah ukuran 14.5 x 21 cm. Namanya, Indopahit atau “Indonesia yang pahit” --sebuah olok-olok yang mengawali hubungan kami berdua dua tahun sebelumnya. Ia sebenarnya undangan pernikahan tapi dibikin dalam bentuk majalah, isi setebal 96 halaman.
Indopahit dicetak 500 eks. Ia dibagikan kepada segenap undangan di Pontianak, sekitar 300 buah, maupun Jakarta, sekitar 150 buah.
Disainnya, dikerjakan oleh Vera Rosana dari rumah disain H2O, sedang foto dikerjakan oleh Mohamad Iqbal.
Vera melakukan riset “moedjallat” tahun 1920an dari koleksi Perpustakaan Nasional guna menciptakan kesan vintage pada Indopahit. Vera khusus menciptakan "bercak-bercak" pada Indopahit agar timbul kesan kertasnya tua dan lengket.
Agus Sopian dan saya menulis sedikit dengan ejaan van Ophuissen 1920an. Kami semua pernah sama-sama bekerja untuk majalah Pantau.
Isinya, naskah-naskah tentang hubungan kami maupun masing-masing keluarga. Beberapa rekan juga menyumbang naskah tentang pernikahan.
Mohamad Iqbal membuat esai foto tentang Sapariah, Norman dan saya. Norman adalah anak saya dari perkawinan sebelum ini. Iqbal membuatnya dalam gambar hitam dan putih maupun warna.
Agus Suwage, seorang pelukis tinggal di Jogjakarta, juga menyumbangkan karyanya Ciuman Kedua Rodin, untuk ikut memperindah undangan. Suwage termasuk seniman yang paling sering menyumbangkan karyanya kepada Pantau.
Kami belum bisa memuat seluruhnya pada situs web. Saya juga belum menguasai cara upload file pdf.
Namun inilah sebagian dari naskah dan gambar dari Indopahit:
Mengapa Kami Menikah? oleh Sapariah dan Andreas Harsono
Cerita Mak Isah oleh Muhlis Suhaeri
Hoakiao dari Jember oleh Andreas Harsono
Keriangan, Keragaman oleh Coen Husain Pontoh
Jomblo, Jomblo, Bahagia oleh Aseanty Widaningsih Pahlevi
Surat dari Ende oleh Esti Wahyuni
Pernikahan oleh Indarwati Aminuddin
Sebentuk Cinta yang Tak Tergantikan oleh Linda Christanty
10 Puisi Mitologi oleh Hasan Aspahani
Kartun Pernikahan oleh Muhammad Syaifuddin
Sapariah dan saya mohon doa restu dari Anda semua. Kami sadar bahwa mengarungi laut kehidupan dalam satu bahtera rumah tangga bukan sesuatu yang mudah. Ia bukan saja menuntut kesetiaan, pekerjaan mencintai namun juga banyak hal lain, dari masalah prinsip hingga remeh temeh.
Kami ingin pernikahan ini langgeng hingga maut memisahkan kami. Cendekiawan Morrie Schwartz dalam buku Tuesdays with Morrie mengatakan, "The most important thing in life is to learn how to give out love, and to let it come in.”
Selamat membaca. Terima kasih.
22 comments:
mas andreas, selamat menikah pada 6 januari nanti ya. aku doakan semoga semuanya lancar dan penuh berkah. asyik tuh kalau ada tayangan video-nya. jadi kita bisa tahu gimana acaranya berjalan. makanya, mas, mulai bikin account di multiply dong. upload foto dan video disana lebih mudah dan gampang sekali. *bukan sales-nya multiply lho mas*
kami tunggu selalu kabar-kabar bahagianya.
salam manis,
fitri dan coen.
new york.
Pak Andreas, senang sekali saya mendengar kabar ini. Walau saya belum pernah bertemu dengan pak Andreas tapi bentuan yang diberikan begitu besar dan saya amat berterima kasih sekali.
Semoga Pak Andreas dan Mbak Sapariah menjadi pasangan yang langgeng dan abadi. Ps: ditunggu foto-fotonya :D
Rony Zakaria
Mas Andreas,
Senang sekali aku terima buku undangannya kemarin siang. Aku terharu saat membacanya.
Aku buat catatan tentang buku ini pada blog-ku. Ternyata lumayan banyak yang tertarik dengan ide buku undangan ini.
Congrats on this important day! Indopahit sounds very interesting.
Andreas sahabat dari Indonesia, aku juga ucap tahniah kepada anda atas pernikahan pada 6 Jan ini. Smoga bertambah murah rekinya.
-Salam pena dari sahabat Malaysia
www.rakissanta.blogspot.com
Salam bahagia,
Saya turut mengucap selamat menempuh hidup baru untuk Mas Andreas beserta istri. Mudah-mudahan acara pernikahannya berjalan dengan lancar selama di sana.
Mohon maaf kiranya saya sudah lama tidak pernah kontak dengan Mas Andreas. Terakhir itu saat mengisi acara Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa tingkat Pengelola (PJMP) yang diadakan teman2 saya di Teknokra-Unila tahun 2004 lalu. Mudah-mudahan di lain waktu saya bisa bertemu dengan Mas Andreas di Jakarta.
Sekali lagi saya mengucapkan selamat berbahagia. Salam buat keluarga dan sahabat-sahabat di Yayasan PANTAU.
Bandarlampung, 6/1/2006
Salam,
Eriek
Selamat Andreas! menarik sekali cerita pernikahan ini. Pasang fotonya dong. Lenah
Selamat menempuh hidup baru mas, semoga langgeng.
Jangan lupa foto-fotonya.
Salam dari Aceh..
Ps:
Tugas udah saya kirim hari jum'at tanggal 5 Januari 2007. (cuma konfirmasi aja)
Dear Andreas, this is Jeena. I hope you remember me. I am a friend of Georgia Scott and we’ve met several times at Plaza Senayan.
Ananta from JurNas showed me your invitation book at his office about a week and a half ago. I was astounded by it but couldn’t get my hands on it as he was still reading it. The image of the book stuck with me throughout the day.
Later in the evening, Taufik Rahzen also showed me the invitation book at his office and that is when I had the opportunity to have my hands on it. I flipped through the pages and was dumbfounded; no, flabbergasted to be exact.
I’ve always heard about the magic of love and how love conquers all by crossing borders, race, ethnics, religion. In short; all barriers. But those were all stories to me. You are now a living proof of that and I am in awe.
You are definitely a lucky guy and Ari is one hell of a girl. To have that kind of chemistry astounds me. In the kind of world we live in now, your love is amazing and gives the word “hope” a whole different perspective. To me myself, love is just another word in the dictionary. I don’t know how it feels and probably will never know. I adore my son, and that feeling is an overwhelming feeling I have never felt before. The minute my son was born, a bond so strong was miraculously formed spontaneously and unconditionally. Is that how you feel towards Ari and Ari towards you?
I have had several relations but love was never a factor. And to continue reading your book and how you two seem to flow in the same rhythm is just…staggering. Staggering to a point where it makes me sad and hollow inside.
I’ve always thought that my son was enough. No men have been strong enough to walk along with me in life. And to read on on how the both of you have such a non-simplistic relationship kind of makes me think in a different perspective. I have trained myself to think big, outside the box and have an open mind on things I’ve never considered. But as open mind as I am, I have never been forced to admit to myself that I might have been thinking the wrong way all these years. Your invitation book is like the can opener to my brain, heart and soul. It is a wakening experience in which I do not know yet whether to be regretful or thankful. I call your invitation book the soul, heart and mind evoker.
Please don’t get me wrong; I am very happy for the three of you being no longer alone. I just want to let you know that your invitation book means so much to me as it makes me contemplate the essence of love and life. I need more time to digest that - but I thank you deeply nevertheless for ever creating the book in the first place.
Yes, Andreas, you are definitely a genius and you are on top of the list.
I exalt thee…
Syelamatz! Bahagialah kalian.
Mas Andreas,
selamat mengarugi bahtera rumah tangga - semoga Alloh paring berkahnya.
Salam dari Monrovia..
Selamat, selamat, selamat.
Saya tidak tahu, apakah Sapariah masih ingat, ketika saya meramal dia di keretaapi Yogyakarta - Jakarta pada akhir Desember 2005 sepulang dari KLB PWI-Reformasi. Ketika itu saya bilang, "Jodoh kamu, mungkin, seorang lelaki yang lebih tua dari kamu, kulitnya cerah, bersih." Ingat? Selamat, sekali lagi selamat.
Sampai ketemu 21 Januari nanti di ... (saya lupa), karena INDOPAHIT saya ditilep kawan...
Salam,
BSH
***
Terima kasih atas doanya. Buat Pak BSH, saya masih ingat pak, dan saya sempat tersenyum sendiri mengingatnya. Kok bisa ya? Kala itu pak Bud mengatakan dari stasiun Yogyakarta (sambil melihat telapak tangan saya). Di sepanjang perjalanan kereta Yogyakarta-Jakarta, ramalan itu menjadi bahan olokan pada saya.
Ketika saya akan turun di terminal Manggarai bersama bang Syf Herry dan teman-teman, pak Bud, masih terus meledek, "hayo..dia menunggu di stasiun kota..." Saya hanya tertawa kala itu sambil berpikir juga "siapa ya kira-kira pria itu :-)." Itu Desember 2004 ya pak. Akhir Desember 2004 saya bertemu AH.
Hey Eas!
Congratulations!!!
Wish you, Sapariah and Norman the best!
Hope to meet you guys someday, somewhere (next reuni Dempo?).
I am so proud of you (Romo Sis juga, he mentioned that to me when we talked about you).
Fight The Power!
hermanto/mbo
san francisco
no "kompiang" word used
mas andreas, selamat berbahagia.
=)
Ikut berbahagia mas Andreas, mohon maaf telat tahunya, baru kembali dari Indonesia, skrg sudah di bangkok lagi, mohon maaf juga ga sempet menghubungi sesuai janji
Congratulations, I wish you and Sapariah binti Saturi a long and happy life together; and I hope the Provinces shall also regain their share of happiness and lib. All Best.
Selamat ya mas...
Entah ingat atau tidak mas sama aku..
Pertemuan terakhir di Media Centre Banda Aceh sewaktu kasus tsunami. Inspirasi yang masa berikan bersama dengan Mba Ea (Alm) di Jurnalistik FIKOM Unpad Sungguh meninggalkan kesan berharga.
..
Indopahit??? Iya ya..
ko2h selamat berbahagia...salam buat safarina aq cuma tahu fotox aja yg ditunjukin ama norman.... pokoknya bahagia selalu dech buat ko2 aq tunggu buku indopahitnya
brother, tahniah atas pernikahan. moga berkekalan dan bahagia selalu.
terimakasih di atas sokongan saudara pada saya dan bro jeff. bila di kl, tolong bagi tau. kita berjumpa.
regards to mrs andreas.
Bro, why did you convert in to Islam? Any logical reason?
Selamat pak Andreas..Semoga sampai sekarang pernikahannya langgeng..:)
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang | morat marit | cah bagoes | oes tsetnoc
Post a Comment