Tuesday, February 14, 2006

Pasanglah Skype

Hari ini saya gembira sekali. Saya berhasil pasang software Skype ke dalam komputer saya sehingga bisa bicara dengan orang di tempat jauh, misalnya New York, tanpa harus lewat telepon. Ini menurunkan rekening bukan?

Syaratnya, orang tersebut juga harus punya program Skype. Anda bisa download sekitar setengah jam (saya pakai dial up) pada Skype.com.

Prosesnya mudah sekali. Saya anjurkan Anda untuk pakai Skype. Sangat menyenangkan. Tentunya, komputer Anda perlu dilengkapi dengan headset --gabungan microphone dan headphone. Harganya cuma Rp 20,000. Saya beli di toko komputer di Ratu Plaza.

Kalau Anda perhatikan di setiap signature email saya, sekarang sudah nampang alamat Skype saya. Keren bukan?

Skype andreasharsono.

Terima kasih untuk Helena Rea di Banda Aceh yang memperkenalkan Skype. Kini kami bisa bicara lewat internet. Bahkan bisa bekerja sambil mengobrol, secara audio maupun chatting.

Saya lebih gembira lagi karena hari ini, saya lebih dulu punya Skype daripada Agus Sopian, teman saya di Bandung. Dia biasanya lebih maju secara teknologi dari saya. Setiap kali dia datang ke Jakarta, selalu mampir ke rumah, dia suka meledek. Semua dia lebih maju, dari pakai PDA sampai bikin website, dari pakai telepon CDMA sampai software untuk disain. Bahkan koleksi video juga lebih maju dia.

Hari ini, he he he, saya lebih duluan dari dia.

Anda kapan pakai Skype?

11 comments:

Anonymous said...

wahhh....selamat deh Pak Andreas...hehehehe...saya tuh gaptek bener..jadi ya, saya akan coba deh pak..biar saya bisa ngobrol dengan pak andreas..:D

andreasharsono said...

Saya ternyata sangat antusias dengan Skype ini sampai malam ini tidak bisa tidur. Tengah malam masih telepon-teleponan dengan seorang kolega di Amman, Jordania, dan kolega lain di Washington DC. Khan ada beda waktu ya. Jadi tengah malam Jakarta, artinya tengah hari di DC. Beda waktu dengan Amman lima jam.

Ternyata kebablasan hingga pukul 4:00 belum bisa tidur. Bolak-balik di ranjang dan ruang tamu. Ternyata ada "Adhiek" dari Inggris kirim message ke Skype saya. Ia bilang baca soal Skype dari web log saya.

Lucu juga ya. Skype ternyata mengubah cara kita berkomunikasi. Gara-gara murah saya bisa pontang-panting mengatur waktu tidur. Biaya telepon internasional jadi lokal semua. Kami bahkan bisa rapat bersama lewat Skype. Dahyat nggak? Amman, DC dan Jakarta sekaligus jadi satu pembicaraan.

Anonymous said...

pak, yang nulis komen di atas itu saya..hehehe..lupa ga kasih nama..:)

astri

Anonymous said...

Dear All,

Sebagai selebritis, saya ikut mendukung langkah maju ini. Benar-benar mengejutkan dan hampir membuat saya pingsan. Skype adalah salah satu software untuk aktivitas VoIP (Voice over Internet Protocol), suatu temuan teknologi terkini yang memungkinkan konsumen berhemat besar-besaran saat berhubungan telepon. Untuk jangkauan lokal, telepon VoIP mungkin tidak istimewa-istimewa amat. Tapi untuk SLI (sambungan langsung internasional), seumpama ke Amerika Serikat atau Arab, VoIP dapat dipastikan super irit. Orang hanya mengeluarkan sekira 20 persen dari tarif normal. Di luar Skype, ada juga sofware lain seperti X-Lite, Net2Phone, X-Pro dan SJphone.

Yang bikin terkejut, saya tidak menyangka VoIP bisa berkembang secepat ini. Tahun 2001 lalu, tepatnya September 2001, saya memperkenalkan VoIP pada komunitas Pantau dengan menulis soal Onno W. Purbo, ahli internet, yang membela aktivis VoIP Adrie Taniwidjaya, seorang insinyur teknik fisika lulusan Institut Teknologi Bandung. Dia ditangkap polisi dengan sangkaan mencuri pulsa telepon.

Menurut Onno, VoIP tidak bisa diidentikkan dengan pencurian pulsa. Dia mengambil analogi bisnis kendaraan bus. Taruhlah PT Telkom sebagai pengusaha bus, yang kemudian menyewakan busnya kepada seseorang. Si penyewa bisa saja mengubah kapasitas kursinya, yang semula diperuntukkan tiga orang menjadi delapan orang. VoIP juga dengan sendirinya tidak bisa dianalogikan memparalelkan saluran telepon atau mencatut listrik milik Perusahaan Listrik Negara, seperti dituduhkan polisi. Ini karena pengusaha VoIP tetap menggunakan kabel telepon secara biasa, membayar abonemen secara biasa dan membayar tagihan pulsa pun secara biasa. Yang tak biasa, lalulintas data suara VoIP diatur oleh provider internet atau ISP (internet service provider). Saat itu, tahun 2001 itu, VoIP hanya baru dinikmati aktivis internet bawah tanah saja, yang biasa disebut juga "gerilyawan dunia maya."

Lalu apa yang membuat saya nyaris pingsan, sebagai pemerhati VoIP, ternyata saya kalah cepat dalam pengaplikasiannya. Mungkin ini lantaran saya kelewat sibuk syuting dan jumpa fans. Apapun, karena saya orang rendah hati, bijaksana dan tidak sombong, sekalian saja saya merekomendasikan agar saran Mas Andreas ini diikuti. Segala daya upaya yang membuat kita bisa hemat dan tak terus-menerus dijadikan sapi perah oleh negara neo-Majapahit ini, perlu didukung. Dari VoIP sampai penggunaan seluler CDMA.

VoIP dengan software Skype ini terbilang useful, dan yang lebih utama gratisan. Dikatakan useful, sebab ia tak hanya untuk bertelepon kanan-kiri saja, tapi juga bisa melakukan Video Call. Modalnya, tentu saja kamera, yang bisa Anda taro di depan atau di samping komputer Anda. Untuk para editor, terutama editor newsroom seperti Ibu Linda Tangdialla dari Bisnis Indonesia, Skype juga bisa digunakan sebagai perangkat lunak yang amat murah untuk rapat harian atau mingguan dengan koresponden atau kontributor di daerah dalam konsep Conference Call. Kalau mau agak gagah, otak-atik dikit agar bisa menjadi Video Conference Call. Bayangkan kita bicara dengan orang Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jakarta seketika dan sekaligus sambil melihat wajah-wajah jelek yang jadi kawan bicara kita, hanya dengan pulsa lokal doang.

Bagaimana dengan Anda yang tak punya komputer dan gaptek dalam internet? Pake saja perangkat keras VoIP, misalkan i-Call Gateway. Harganya antara Rp 1,2 juta - Rp 1,6 juta. Perangkat ini selain kompatibel dengan international call (i-Call) dan VoIP provider lainnya yang berbasis SIP Protocol, juga gak perlu pake komputer. Bisa disambungkan ke PABX. Dan kalau protokol internet lagi tulalit, kita bisa langsung switch ke panggilan telepon biasa. Yang menarik, i-Call Gateway mendukung kualitas suara bebas berisik, selain bisa mendeteksi suara alias Voice Activity Detection (VAD). Ini baik untuk wartawan yang berniat jadi investigator. Pengenalan atas suara, gesture, sikap, kebiasaan, adalah salah satu modal investigator yang baik.

Kalau gak kuat beli i-Call Gateway, Anda bisa dengan menggunakan Windows Messenger versi 5.0. Ada kelebihan lain, Anda kini bisa menggunakan telepon selular Anda untuk telepon-teleponan dengan pulsa lokal. Modalnya beli USB Phone. Harganya antara Rp 300 ribu - Rp 400 ribu, tergantung stok. Kalau gak mau repot dengan install Windows Messenger 5.0, ya rogoh kocek Anda lebih dalam lagi. Dengan Rp 600 ribu, Anda bisa beli hardware Skype Gateway. Anda bisa telepon-teleponan dari dan pada telepon seluler.

Saya sendiri lagi nyari VoIP Gateway. Harganya antara Rp 800 rb - Rp 1 juta. Kelebihannya banyak. Dia mendukung semua VoIP provider, dari yang berbasis SIP sampai H323 Protocol. Tidak perlu pake komputer. Mendukung panggilan IP to IP. Bisa disambungkan ke PABX. Dan kalau di kantor Pantau pake perangkat ini juga, maka baik Pantau maupun saya gak perlu ngeluarin uang untuk telepon-teleponan. Gratis boo. Kenapa? Si VoiP Gateway ini kan sebangsa bunglon. Dia bisa tiba-tiba jadi intercom, dan bekerja pada gelombang wireless 2,4Ghz. Ini mungkin cocok buat saya sebagai selebritis, yang selalu kekurangan duit akibat kelewat dermawan pada sementara tukang dagang.

Salam,

Agus Sopian

Anonymous said...

Andreas dan Agus,

Saya memakai Skype sudah sejak 4 bulan yang lalu, sejak mendarat di Kadipaten Boston. Saya selalu chatting dan ngobrol dengan isteri via Skype. Semuanya gratis dan menyenangkan, tak kalah menyenangkan dibanding duduk2, kongkow di Kedai Utan Kayu.

Yang lebih asyik tentunya satu hal ini: saya masih bisa terus rapat terus dengan teman2 JIL di Jakarta via Skype. Tentu bukan sekedar chatting, tetapi teleconference. Semuanya, tentu, gratis.

Saya yakin hakul yakin, penemu teknologi seperti ini akan langsung masuk sorga lantai delapan (itu lantai paling tinggi; jadi sorga tampaknya dua kali lantai gedung Radio Namlapanha yang empat lantai itu).

Selamat menikmati Skype.

Anda tahu kan, sekarang ada kosa kata baru dalam bahasa Inggris: Skype me pleaseeee..... (maksudnya
bisa macem2; peluk aku dong, cium aku dong, traktir aku dong, en so en so).

Ulil

Editor said...

Saya sudah coba tapi cuma sebentar sehingga belum tahu keunggulannya dibanding Yahoo Messenger.

Anonymous said...

If you want to compare calling rates of Skype with other programs like Voipbuster, Voipcheap and more you could have a look over here; http://www.voipproducts.eu

Merlyna said...

skype memang canggih. saya sudah lama pakai, dah setahun lebih.
tapi kalau pakai Macintosh, iChat lebih synchronous.

admin said...

saya dah lama kenal skype.. sejak 2003. Biasanya saya make skype ditambah plugin remote admin (jadi bisa mbetulin kmputer klien dari jauh).

pengalaman menarik waktu pulang kampung lebaran 2008. Waktu itu dikota saya baru tersedia speedy jadi kita pun semangat masang speedy walau cuman untuk lebaran.

Akhirnya pas hari raya semua gembira karena bisa nelpon saudara2 yang jauh disana. Bapak yang paling girang, karena bisa menghubungi ponakannya yang ada di kuwait.. sambil bergaya di depan webcam :p

www.moshack.blogdetik.com

Unknown said...

sepertinya menarik, sayang saya tidak punya kolega diluar negeri.Blog Marketing

Unknown said...

Saya baru tahu info ini tentang skype, klo boleh tau bisa langsung ngobrol brp orang om, pas kita ngobrol bisa langsung rame2 ga ngobrolnya???? ditunggu infonya ya. thx
by: maman 22/12/2009