Serambi Online
BANDA ACEH - Menghadapi tantangan yang semakin kompleks terutama di dunia informasi, dalam waktu dekat Fakultas Dakwah IAIN Ar Raniry Banda Aceh merancang sebuah program pendidikan jurnalistik terpadu dengan melibatkan berbagai unsur terkait, termasuk tokoh pers.
Langkah awal merancang program tersebut, diawali dengan menggelar diskusi yang digagas bersama International Center for Jurnalis (ICFJ), Jumat (13/1) di Auditorium kampus setempat. Meski demikian, langkah awal program jurnalistik itu telah berjalan dengan melibatkan beberapa praktisi dari ICFJ, seperti keterlibatan David Case dalam proses perkuliahan di Fakultas Dakwah IAIN Ar Raniry. Diskusi yang digelar tersebut, melibatkan sejumlah dosen Fakultas Dakwah IAIN dan beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik di Aceh. Dalam kesempatan diskusi tersebut, ICFJ sebagai sebuah organisasi jurnalisme international, dalam salah satu makalahnya yang ditulis Carolyn Robinson dan dibahas pada diskusi tersebut, menawarkan satu bentuk pendidikan jurnalistik terpadu.
Hadir dalam diskusi itu antara lain, Rektor IAIN Ar Raniry Prof Dr Yusny Saby, Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, H Sjamsul Kahar, David Case (ICFJ), Andreas Harsono (Yayasan Pantau), dan sejumlah dosen pada fakultas dakwah IAIN yang akan membidangi pengembangan program jurnalistik di kampus tersebut. David Case yang memberikan apresiasinya di hadapan peserta diskusi mengatakan program yang dijalankan itu akan memberikan konstribusi bagi kemajuan Aceh ke depan.
Disebutkannya pula keberhasilan pelaksanaan otonomi di Aceh harus sukses dengan melibatkan institusi-institusi yang ada, termasuk di dalamnya institusi pers. Terkait berlimpahnya bantuan yang masuk ke Aceh, katan David Case, harus dapat dibuktikan bahwa bantuan tersebut harus tersalur tepat guna.
Sementara itu, Rektor IAIN Prof Yusny Saby dalam sambutannya pada diskusi itu mengatakan, terkait rencana pengembangan program jurnalistik di fakultas dakwah tersebut merupakan peluang bagus. Dikatakannya, program pengembangan disiplin ilmu jurnalistik pada fakultas dakwah tersebut harus didukung oleh semua pihak termasuk pendanaan dan tenaga pengajar yang profesional pada bidangnya. “Program ini merupakan awal munculnya aset bangsa dan semuanya akan bermula dari IAIN Ar Raniry,” katanya. Sementara itu, Andreas Harsono mengatakan kerjasama yang sedang dijalankan antara IAIN Ar Raniry dan ICFJ tersebut adalah sebuah upaya untuk menghasilkan wartawan Aceh yang bermutu. Dalam sesi diskusi kelompok membahas rancangan program jurnalistik di fakultas dakwah tersebut, muncul beberapa gagasan dari peserta diskusi terkait format dan teknis yang akan dijalankan.
Salah satunya, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang selama ini memberikan pembekalan ilmu komunikasi dinilai belum mampu secara maksimal melahirkan jurnalis yang berkualitas di bidangnya. Hal tersebut terkait masih belum terakomodasinya beberapa mata kuliah ilmu jurnalistik pada jurusan KPI di Fakultas Dakwah. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah, Yusri M LIS mengatakan, program jurnalis terpadu tersebut akan dimulai pada semester mendatang, dan tetap berada dalam Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). “Jadi di jurusan tersebut akan ada konsentrasi penuh pada disiplin ilmu jurnalistik, dan kurikulumnya pun akan dirancang bersama dengan ICFJ,“ katanya.(ar)
No comments:
Post a Comment