Aku lagi di airport Singapura, menunggu pesawat ke London. Kemarin sibuk sekali di Jakarta. Pagi harus rapat dengan seorang pejabat perusahaan rokok Bentoel. Rapatnya pukul 7:30 di kantor mereka di bilangan Kuningan.
Lalu ke kantor Yayasan Pantau bersama Eva Danayanti, melihat hasil cetakan 100 eksemplar buku "Jurnalisme Sastrawi."
Seharusnya, kami rapat dengan Swisscontact untuk presentasi hasil penelitian Esti Wahyuni dan Hasrul Kokoh di Ende dan Kupang. Namun pihak Swisscontact minta rapat diundur sore hari.
Aduh. Padahal Norman sore ini ingin bersama aku sebelum pergi ke London. Tapi ya bagaimana?
Norman pulang sekolah pukul 15:00. Aku siapkan makanannya. Untung ada Erni membantu di rumah. Aku bantu ia kerja pekerjaan rumah, riset Google tentang binatang khas dari Sumatra (harimau), Komodo (komodo), Kalimantan (orang utan), Papua (cenderawasih) dan Sulawesi (anoa).
Lalu aku pergi ke Swisscontact dan pulang ke apartemen pukul 19:30. Norman aku temani tidur.
Tadi subuh, pukul 4:00 ia mengantar aku hingga lift. Ketiga teman, Esti, Kokoh dan Anugerah Perkasa, yang menginap di rumah, masih tidur. Norman menangis karena aku pergi ke London.
"I will miss you, Papa."
Rasanya sedih harus sering meninggalkan Norman. Di Singapura, saat transit, aku duduk di pinggir kolam ikan koi yang favorit Norman. Aku selalu ingat wajahnya. Mudah-mudahan kelak ia sering bepergian juga sehingga perasaan bersalah hari ini bisa aku tebus.
2 comments:
Mas memang benar2 tipe bapak yang baik dan benar, plus pengasih dan penyayang. Berbahagialah Norman yang memiliki Ayah seperti mas :-)
Norman anak yang manis dan pintar. Anda ayah yang sangat perhatian pada anak. Semoga kelak dia bisa melanjutkan cita-cita Anda.
Post a Comment