Friday, June 10, 2005
Liputan Jawa Timur
Hari Kamis 9 Juni 2005, Norman dan aku kembali ke Jakarta naik Adam Air dari Surabaya. Badan capek sekali. Norman langsung tertidur begitu masuk mobil dari bandar udara Cengkareng.
Aku merasa puas. Selama dua minggu, aku keliling Jember, Kalisat, Kalibaru, Sukamade dan Surabaya, bertemu dengan orang-orang yang mengenal keluarganya atau mengenal aku pada masa kecil. Ini liputan tentang diri sendiri. Ini juga liputan tentang Jember yang penuh dengan perkebunan (tembakau utamanya).
Ada rasa sakit ketika tahu keluarga Ong ini banyak yang buruk tabiatnya (mabuk, main perempuan, egois dan sebagainya).
Engkong aku, Ong Kong Sie, datang ke Mojokerto dari Kang Tauw, sebuah kota kecil di distrik Hen Hwa, provinsi Hokkian (Fuchien) pada 1925. Kong Sie menyusul kakaknya, Ong Kong Siang, yang sudah lebih dulu menetap di Mojokerto buka bengkel sepeda. Pada 1932, ia pindah ke Jember, mengurus kongsi bengkel baru. Disinilah Ong Kong Sie memutuskan menetap.
Aku menelusuri riwayat hidup Kong Sie dan kedelapan anaknya, termasuk papaku, Ong Seng Kiat, dalam liputan ini. Aku lahir dengan nama Ong Tjie Liang pada 1965.
Aku pulang ke Jakarta dengan rasa sakit di dada. Ada perasaan rendah diri. Tapi aku tahu ini perlu untuk mengetahui siapa diriku sendiri. Aku kira pembahasan soal Jember dalam buku "From Sabang to Merauke" memiliki bahan-bahan yang menarik.
Tapi sekarang aku masih sibuk mengurus Norman. Makan, mandi, selimut, minyak kayu putih dan sebagainya. Kalimat pertama yang diucapkan Norman begitu menginjakkan kaki di Jakarta, "I hate Jakarta. The environment is polluted."
Aduh anakku, kalau aku bisa memindahkan kau ke kota lain, aku mau sekali.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.